Senin, 09 Juli 2012

Makalah Tumor Adneksa


KATA PENGANTAR
Basmalah04
Assalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT. karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan. Namun berkat keinginan dan hasrat yang kuat serta bantuan dari berbagai pihak maka segala hambatan dan kesulitan dalam mengerjakan makalah dapat terselesaikan dengan baik.
Di sadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan nini di masa yang akan datang.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

                                                                                       Kendari, 14 Mei 2012


                                                                                                                                             Penulis,




DAFTAR  ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….. ……………
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang…………………………………………………………………………...
1.2  Rumusan Masalah………………………………………………………………………..
1.3   Tujuan Penulisan………………………………………………………………………...

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definis Tumor Adneksa.......................................................................................................
2.2 Anatomi dan Fisiologi..........................................................................................................
2.3 Etiologi..................................................................................................................................
2.4 Patofisiologi..........................................................................................................................
2.5 Gambar klinik......................................................................................................................
2.6 Pemeriksaan Diagnostik………………………………………………………………….
2.7 Pengobatan Medik………………………………………………………………………..
2.8 Pencegahan………………………………………………………………………………..
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………….
3.2 Saran………………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA


Makalah
ILMU KEBIDANAN
‘’TUMOR ADNEKSA’’

OLEH
KELOMPOK I:
                                      WA ODE SALSIA (043)                                 
                                      L.M. ALI ABDULLAH (045)
                                      AHMAD ZULKARNAIN (050)
                                      YUSRIN (0)
                                      DIAN SEPTIAN ARIFAI (0)
                                      SANDY KARTA PUTERA MUNDE(0)
                                      ANGGA PRASETYA WAHYUDA (0)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AVICENNA KENDARI
2012



BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Aktivitas seksual merupakan kebutuhan biologis setiap manusia untuk mendapatkan keturunan. Namun, masalah seksual dalam kehidupan rumah tangga seringkali mengalami hambatan atau gangguan karena salah satu pihak (suami atau isteri) atau bahkan keduanya, mengalami gangguan seksual. Jika tidak segera diobati, masalah tersebut dapat saja menyebabkan terjadinya keretakan dalam rumah tangga. Oleh karena itu, alangkah baiknya apabila kita dapat mengenal organ reproduksi dengan baik sehingga kita dapat melakukan deteksi dini apabila terdapat gangguan pada organ reproduksi. Organ reproduksi pada wanita dibedakan menjadi dua, yaitu organ kelamin dalam dan organ kelamin luar. Organ kelamin luar memiliki dua fungsi, yaitu sebagai jalan masuk sperma ke dalam tubuh wanita dan sebagai pelindung organ kelamin dalam dari organisme penyebab infeksi.
Saluran kelamin wanita memiliki lubang yang berhubungan dengan dunia luar, sehingga mikroorganisme penyebab penyakit bisa masuk dan menyebabkan infeksi kandungan salah satunya adalah radang yang terjadi akibat infeksi yang menjalar keatas dari uterus dan bisa datang dari tempat ekstra vaginal lewat jalan darah, atau menjalar dari jaringan-jaringan sekitarnya dan biasa disebut dengan adneksitis. Menurut (Winkjosastro,Hanifa.Hal.396,2007) prevalensi adneksitis di Indonesia sebesar 1 : 1000 wanita dan rata-rata terjadi pada wanita yang sudah pernah melakukan hubungan seksual.Adneksitis bila tidak ditangani dengan baik akan menyebar keorgan lain disekitarnya seperti misalnya ruptur piosalping atau abses ovarium,dan terjadinya gejala-gejala ileus karena perlekatan, serta terjadinya appendisitis akuta dan salpingo ooforitis akuta. Maka dari itu sangat diperlukan peran tenaga kesehatan dalam membantu perawatan klien adneksitis dengan baik agar radangnya tidak menyebar ke organ lain dan para tenaga kesehatan dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif.

2.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini yaitu:
a.       apa yang dimaksud dengan tumor adneksa?
b.      apa penyebab dari tumor adneksa?
c.       Apa penatalaksanaan dari tumor adneksa?
2.3  Tujuan masalah
Tujuan umum dari kami mempelajari kasus ini adalah :
a. Untuk mengetahui pengertian tumor adneksa
b. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi
c. Untuk mengetahui penyebab terjadinya tumor adneksa
d. Untuk mengetahui patofisiologis dan penanganan tumor adneksa
e. Untuk menerapkan asuhan keperawatan pada tumor adneksa












BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI TUMOR ADNESA
A.             TUMOR
Tumor adalah suatu pertumbuhan abnormal jaringan tubuh. Tumor dapat kanker (ganas) atau non-kanker (jinak).  Ada puluhan jenis tumor.
Nama mereka biasanya mencerminkan jenis jaringan mereka muncul. Amerika Akreditasi HealthCare Komisi ( www.urac.org )
a.       Bentuk dari tumor:
1)      Mempunyai bentuk bermacam-macam, tidak homogen (pleiomorphic)
2)      Perbandingan antara inti dan sitoplasmik naik (ratio mendekati 1)
3)      Warna inti sel menjadi lebih gelap (hiperchromasi) dan bermacam-macam (polichromasi)
4)      Kejadian mitosis sel meningkat dan terdapat mitosis abnormal
5)      Letak dan susunan sel tak teratur
b.      Sifat dari tumor:
1)      Sifat pertumbuhan yang autonom, tidak mengenal koordinasi dan batas normal pertumbuhan, umumnya mempunyai sifat pertumbuhan yang lebih cepat dan tidak homogen.
2)      Dapat bergerak amoeboid, yang berakibat mempunyai kemampuanuntuk mengadakan infiltrasi kejaringan sekitarnya dan metastase jauh.
3)      Tidak menjalankan fungsi normalnya, bahkan kadang-kadang menjalankan fungsi yang sangat berbeda (sindrom paraneoplastik).
c.       Macam-macam tumor:
1)      Kista : suatu tumor yang berupa kantong dan didalamnya berisi cairan (encer atau setengah padat). Sebagian besar kista adalah suatu non-neoplasma.
2)      Radang : pembesaran / tumor akibat proses radang yaang disebabkan oleh infiltrasi sel-sel radang - oedema - vasodilatasi.
3)      Hipertrofi : pembesaran suatu organ akibat bertambah besarnya sel - sel jaringan penyusunnya.
4)      Hiperplasia : pembesaran suatu organ akibat bertambah banyaknya sel - sel jaringan penyusunnya.
5)      Displasia : pembesaran suatu organ, akibat bertambah banyaknya dan bertambah besarnya sel - sel jaringan yang berbeda.

Secara umum tumor tampaknya terjadi ketika ada masalah dengan membagi sel dalam tubuh. Biasanya, pembagian sel-sel dalam tubuh dikontrol secara ketat. Sel-sel baru diciptakan untuk menggantikan yang lebih tua atau untuk melakukan fungsi-fungsi baru. Sel yang rusak atau tidak diperlukan lagi mati untuk membuat ruang untuk pengganti yang sehat. Jika keseimbangan pembelahan sel dan kematian terganggu, tumor dapat membentuk. Masalah dengan sistem kekebalan tubuh dapat  menyebabkan tumor.
Beberapa virus dapat memainkan peran dalam perkembangan tumor, seperti kanker serviks (human papillomavirus) dan karsinoma hepatoseluler (virus hepatitis B). Beberapa tumor lebih umum dalam satu gender daripada yang lain. Beberapa lebih umum di antara anak-anak atau orang tua. Lainnya bervariasi dengan pola makan , lingkungan, keluarga Anda. Gejala tergantung pada jenis dan lokasi dari tumor  misalnya: tumor paru-paru dapat  menyebabkan batuk, sesak napas, atau nyeri dada, sedangkan tumor usus besar dapat menyebabkan penurunan berat badan, diare, sembelit, anemia kekurangan zat besi ,dan darah dalam tinja. Beberapa tumor tidak menghasilkan gejala, tetapi gejala yang mungkin terjadi dengan tumor meliputi: Panas dingin, Kelelahan, Demam, Kehilangan nafsu makan, Rasa tidak enak, Keringat malam, Berat badan.

 Tumor adneksa adalah tumbuhnya jaringan abnormal pada sistem reproduksi yaitu pada tuba fallopi kemudian ovarium dan uterus yang biasanya terjadi bersamaan. (Sarwono prawirohardjo,2007)
Tumor adneksa merupakan tumor ganas primer di tuba fallopi yang lebih sekunder berasal dari tumor ganas ovarium atau uterus (Sarwono prawirohardjo,2007)
Tumor adneksa adalah tumbuhnya jaringan abnormal pada sistem reproduksi yaitu pada tuba fallopi kemudian ovarium dan uterus yang biasanya terjadi bersamaan (Hanifa, 1997 hal 396).

2.2 Anatomi dan Patosiologi
Tuba Fallopi atau Tabung Fallopi  adalah dua buah saluran yang sangat halus yang menghubungkan ovarium dengan rahim.  Saluran/tuba ini dinamakan berdasarkan penemunya, ahli  anatomi ItaliaGabrieleFalloppio. Tuba Fallopi memiliki panjangnya sekitar 12 cm dan diameternya 3 ‑ 8 mm dan di ujung bagian dekat uterus  menyempit. Makin jauh dari rahim makin membesar dan membentukampula, dan akhirnya membelok ke bawah untuk  berakhir menjadi tepi berfimbria. Salah satu umbai (fimbria) menempel ke ovarium.Perdarahan disuplai oleh arteri ovarica dan arteriuterina. Kedua pembuluh ini saling beranastomosis.  Tuba uterine ditutupi oleh peritoneum di bawah peritoneum ini terdapat lapisan berotot yang terdiri atasserabut longitudinal dan melingkar. Lapisan dalam ini terdiri  atasepithelium yang bersilia. Lubang ujung tuba uterine menghadap ke peritoneum, maka dengan demikian terbentuk jalan dari vagina, melalui uterus dan tuba masuk rongga peritoneum, sehingga pada perempuan peritoneum upa  kantong terbuka, bukan tertutup. Pada tuba ini dibedakan menjadi 4 yaitu:
a)      Pars Interstitialis (intramuralis), yaitu berada di dinding uerus, mulai pada ostium internum.    
b)      Pars isthmica, bagian tuba setelah keluar dari dinding uterus (3 – 6 cm) bentuk nya lurus dan sempit, berdiameter 2 – 3mm.
c)      Pars Ampularis,bagian tuba ke arah pars isthmica dan     2infundibulum merupakan bagian tuba yang paling lebar dan berbentuk S, berdiameter 4 – 10 mm
d)     Infundibulum , Ujung dari tuba dengan umbai-umbai yang disebut fimbriae, lubangnya disebut ostium abdominale tubae.







Fungsi normal Tuba Fallopi yaitu untuk mengantarkan ovum dari ovarium ke uterus / tempat terjadinya konsepsi (pembuatan). Ketika sebuah ovum berkembang dalam sebuah ovarium, ia diselubungi oleh sebuah lapisan yang dikenal dengan nama follikel ovarium. Pada saat ovum mengalami kematangan, follikel dan ovarium akan runtuh, membuat ovum dapat berpindah dan memasuki Tuba Fallopi. Dari sana perjalanan di lanjutkan ke dalam rahum, dengan bantuan pergerakan dari cilia pada bagian dalam tuba. Perjalanan ini menghabiskan waktu berjam-jam atau bahkan berhari-hari. Jika ovum dibuahi ketika berada di dalam Tuba Fallopi, maka ia akan menempel secara normal di dalam endotrium ketika mencapai rahim, yang merupakan pertandanya kehamilan.
2.3  Etiologi
Penyebab tumor adneksa tidak diketahui secara pasti tetapi kebanyakan diakibatkan  karena infeksi yang menjalar ke atas dari uterus, peradangan ini menyebar ke ovarium dan tuba fallopi dimana kuman itu masuk ke dalam organ pelviks selama hubunganseksual,persalinaaborsi, sebagai akibat dari tindakan (kerokan, laparatomi,dan sebagainya).Organ‑organ tadi akan mengalami peradangan dan bersarang dituba fallopicairan purulen dapat terkumpul dalam  tubuh menyebabkan perlengketan sehingga terjadi penyempitan akan menyebabkan berbagai gangguan.Pada tuba infeksi dapat disebabkan oleh kuman seperti streptokokus,stapilokokus,klostridium welehi dan lain-lain(Sarwono prakwirohardjo,2007)
2.4  PATOFISIOLOGI
Tumor adneksa kebanyakan diakibatkan oleh infeksi yang menjalarsampai ke tuba fallopi sehingga menyebabkan perlengketan dan penyempitan yang menyebabkan berbagai macam gangguan dan terjadi pertumbuhan yang ganas. Jenis tumor yang paling sering adalah adenokarsinoma mungkin juga ditemukan endotelioma atau limposarkoma. secara histopatologik adenokarsinoma dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan :
a.       Jenis tumor dengan pertumbuhan papiler : tumor belum mencapai otot tuba.
b.      Jenis tumor dengan pertumbuhan papillo alvioler : tumor telah memasuki jaringan otot.
c.       Jenis tumor dengan pertumbuhan alveo meduller :terlihat mitosis yang atopic dan infasi sel ganas ke saluran limpa. (Sarwono prawirohardjo, 2007)

2.5  Gambaran Klinik
Pada awalnya penyakit tidak menimbulkan gejala. Mula-mula keluhan samar-samar seperti : perasaan lelah, makan sedikit, terasa cepat kenyang dan sering kembung, kemudian timbul demam dan rasa nyeri pada uterus bagian kiri dan kanan. Diikuti dengan gejala perdarahan pervagina mungkin juga disertai pengeluaran getah vagina yang bercampur dengan darah.
2.6  Pemeriksaan Diagnostik                                                                                  
a.   Pemeriksaan pelvic     
 Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat perubahan pada vulva, vagina dan serviks dengan palpasi organ dalam khususnya ovarium dan permukaan uterus.          
b.   Test papanicolau
Merupakan pemeriksaan sistologis yang memungkinkan untuk mendeteksi adanya sel yang abnormal dan mendeteksi keganasan tumor pada tahap awal.   
c.   Ultra sound / USG     
Digunakan untuk menentukan lokasi massa tumor    
d.   Endoskopi
a)      Untuk melihat lapisan dan jaringan disekitarnya secara langsung :         
1)      Colposcopy : visualisasi vagina dan serviks dibawah kekuatan magnet yang rendah.
2)      Culdoscopy : pemasukan culdoskop melalui vagina bagian belakang untuk melihat tuba fallopi dan ovarium.         
3)      Hysterescopy : pemasukan hyterescopy melalui servik untuk melihat bagian dalam uterus.
4)      Biopsi : untuk mengetahui jenis dan keganasan sel.  
5)      Laboratorium : urine lengkap dan darah lengkap.
2.7  Pengobatan Medik
Penangana utama yang dianjurkan adalah : TAH + BSO + OM + APP ( Total Abdominal Hysterektomy + Bilateral Salfingo Oophorektimy + Omentektomy + Appendektomi ).
Terapi alternatif : instilasi phospor 32 Radioaktif atau kemoterapi profilaksis, tetapi radioktif hanya dikerjakan pada tumor jenis histology keganasan tertentu.
2.8   Pencegahan
Sebelum seseorang terkena penyakit yang cukup ganas ini lebih baik melaksanakan tindakan pencegahan dengan cara :
a.Hindari pasangan koitus yang sering berganti. 
b.Pemeriksaan pap smear minimal sekali setahun
B.  ASUHAN KEPERAWATAN
     1. Pengkajian     
Pengumpulan data :
1) Biodata : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, identitas penanggung.
2)          Pengkajian fisik meliputi keadaan umum lemah, nyeri, gelisah, pucat, perdarahan pervagina, HB turun, BB turun.
3)  Pemeriksaan penunjang meliputi : laboratorium, dan radiology.
4) Pola kebiasaan sehari-hari : nutrisi, eliminasi, olah raga, istirahat / tidur dan personal hygiene.
5) Pola reproduksi : menarche, durasi haid, teratur tidaknya, siklus haid, riwayat kehamilan persalinan dan nifas.
2.  Diagnosa keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan iritasi pada nociseptor ditandai dengan :
Data Subyektif :
                          -Pasien mengeluh nyeri
Data Obyektif :
                           -Ekspresi wajah meringis    
                           -Pasien nampak gelisah
b. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan pengeluaran darah dari jalan lahir       ditandai dengan :    
       Data Subyektif :        
       Data Obyektif :         
        - Hb menurun           
        - Mukosa nampak pucat       
        -Tekanan darah menurun
c. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan :       
            Data Subyektif :         
              -Pasien mengeluh cepat lelah           
            Data Obyektif :          
              -Keadaan umum nampak lemah
d. Kecemasan berhubungan dengan proses penyakitnya ditandai dengan :        
            Data Subyektif :         
              -Pasien bertanya tentang penyakitnya         
            Data Obyektif :          
              -Ekspresi wajah murung       
             -Pasien nampak sulit berkonsentrasi 
             -Sulit berkomunikasi.

3. INTERVENSI      
Setelah perencanaan data mengenai pasien dan penjabaran tentang masalah pasien serta kebutuhan telah diidentifikasi maka langkah selanjutnya adalah memenuhi kebutuhan tersebut melalui perencanaan yang baik.           
a. Nyeri berhubungan dengan iritasi pada nociceptor ditandai dengan :        
Data Subyektif :          
  - Pasien mengeluh nyeri         
    Data Obyektif :       
  - Ekspresi wajah meringis      
  - Pasien nampak gelisah         
    Tujuan :        
    Nyeri teratasi dengan criteria ekspresi wajah ceria, pasien tidak gelisah, pasien         dapat istirahat dengan baik.
Tindakan keperawatan :
1) Istirahat di tempat tidur     
 Rasional : dengan insirahat akan mengurangi beban kerja tubuh terutama  bagian yang rusak. 
2) Latihan nafas dalam          
        Rasional : Meningkatkan sirkulasi sehingga nyeri berkurang.   
3) Meletakkan kompres hangat pada daerah nyeri    
       Rasional : terjadi vasodilatasi yang menghambat impuls nyeri.  
4) Kolaborasi pemberian analgetik     
       Rasional : Analgetik dapat menekan saraf sehingga nyeri tidak dipersepsikan. 
b.Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan pengeluaran darah dari jalan lahir ditandai dengan :           
Data Subyektif : -      
Data Obyektif :          
Hb menurun   
Muka nampak pucat   
Tekanan darah menurun         
Tujuan :          
Perfusi jaringan adekuat dengan criteria mukosa berwarna merah muda, tanda-tanda vital dalam batas normal.
Tindakan Keperawatan :        
1)Observasi tanda-tanda vital
Rasional : Kekurangan darah akan tercermin pada tanda-tanda vital.          
2)Pemeriksaan Hb setiap hari 
Rasional : Mengetahui perkembangan Hb setiap hari.           
3)Memberikan penyuluhan tentang manfaat transfuse          
Rasional : Memberikan pengertian tentang transfusi agar pasien kooperatif dalam perawatan dan  pengobatan.
4)Observasi adanya tanda-tanda reaksi anafilaktik.  
Rasional : Darah merupakan antigen pada pasien, kemungkinan bisa terjadi reaksi antigen antibody yang menimbulkan shock yang sangat berbahaya.    
5)Penyuluhan tentang reaksi yang mungkin timbul akibat transfuse 
Rasional : Dengan penyuluhan tersebut pasien dapat melaporkan adanya tanda- tanda       reaksi            anafilaktik.
c.Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan :  
Data Subyektif :         
Pasien mengeluh cepat lelah  
Data Obyektif :          
Keadaan umum nampak lemah
Tujuan :          
Kebutuhan ADL terpenuhi dengan kriteria nutrisi, eliminasi, personal hygiene terpenuhi.
Tindakan Keperawatan :        
1)Kaji tingkat kemampuan pasien beraktifitas           
Rasional : Untuk mengidentifikasikan tingkat intervensi yang dibutuhkan pasien.  
2)Layani kebutuhan pasien di tempat tidur   
Rasional : Agar kebutuhan pasien terpenuhi. 
3)Libatkan keluarga dalamperawatan dan pemenuhan kebutuhan pasien.    
Rasional : Keluarga dapat berpartisipasi dalam pencapaian kebutuhan ADL pasien dan berpartisipasi dalam program perawatan.     
d.Kecemasan berhubungan dengan proses penyakitnya ditandai dengan :   
Data Subyektif :         
Klien bertanya tentang penyakitnya. 
Data Obyektif :          
Ekspresi wajah murung          
Pasien nampak sulit berkonsentrasi    
Sulit berkomunikasi
Tujuan :          
Kecemasan berkurang dengan kriteria ekspresi wajah ceria, komunikasi baik dan dapat berkonsentrasi dengan baik.   
Tindakan Keperawatan :        
1)Bina hubungan saling percaya.       
Rasional : Memudahkan pasien mengeluarkan isi hati sehingga beban pasien berkurang.    
2)Tunjukkan rasa empati terhadap pasien      
Rasional : Rasa empati dapat meningkatkan harga diri.        
3)Luangkan waktu untuk berbincang-bincang          
Rasional : Dapat meningkatkan harga diri karena pasien merasa diperhatikan.        
4)Berikan waktu untuk mengekspresikan perasaan   
Rasional : Untuk memperbesar rasa percaya diri pada pasien dalam menghadapi penyakitnya.
4.Implementasi
Implementasi merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana perawatan yang telah ditentukan. Dalam perwujudan tersebut ditangani oleh yang menyusun perencanaan atau didelegasikan kepada orang lain yang dipercaya dalam memberikan tindakan keperawatan serta mampu dan memepunyai kewenangan dalam melaksanakan rencana perawatan.    
Ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki oleh perawat dalam melaksanakan implementasi keperawatan : 
a.Kemampuan intelektual termasuk kemampuan berpikir kritis.       
b.Kemampuan teknik atau keahlian.  
c.Kemampuan interpersonal   
Disamping itu juga harus memperhatikan prinsip sebagai berikut :   
a.Berdasarkan respon pasien. 
b.Berdasarkan penggunaan sumber.  
c.Sesuai dengan standar profesi.        
d.Memiliki dasar hukum dan dasar ilmiah     
e.Meningkatkan kerja sama dengan profesi lain        
f.Diharapkan dapat meningkatkan daya self care dan self releance dari pasien.



5.Evaluasi
Merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan tercapai atau tidak, yaitu :      
a.Apakah nyeri teratasi ?        
b.Apakah gangguan perfusi jaringan teratasi ?          
c.Apakah gangguan aktifitas teratasi ?          
d.Apakah kecemasan teratasi ?          
Pada saat evaluasi maka perawat harus melihat kembali pernyataan tujuan dalam rencana keperawatan yang telah ditetapkan.





















BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
               Tumor adneksa adalah tumbuhnya jaringan abnormal pada sistem reproduksi yaitu pada tuba fallopi kemudian ovarium dan uterus yang biasanya terjadi bersamaan (Hanifa, 1997 hal 396).
               Tumor adneksa kebanyakan diakibatkan oleh infeksi yang menjalar sampai ke tuba fallopi sehingga menyebabkan perlengketan dan penyempitan yang menyebabkan berbagai macam gangguan dan terjadi pertumbuhan yang ganas. Jenis tumor yang paling sering adalah adenokarsinoma mungkin juga ditemukan endotelioma atau limposarkoma.
B. Saran                
Di sadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang. Dan di harapkan kepada pembaca agar selalu membudayakan pola hidup yang sehat, sebab dengan itu hidup kita akan jauh lebih sehat jasmani dan rohani dari segala macam penyakit.












DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda J, 1998, Diagnosa Keperawatan, Edisi 6, EGC. Jakarta.       

Depkes, 1999, Indonesia Sehat 2010 ; Visi Baru, Misi, Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kesehatan, Jakarta.           
Doenges, Marilynn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, ; alih bahasa, I Made Kariasa, editor, Monica Ester, Edisi 3, EGC ; Jakarta.     
Guyton, Arthur C, 1997, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, ; editor, Irawati Setiawan, Edisi 9, EGC; Jakarta.      
Hudak, Gallo, 1997, Keperawatan Kritis, Edisi 6, EGC, Jakarta.    
Hanafi, W, 1997, Ilmu Kandungan, Edisi 2, Bina Pustaka, Jakarta. 
Pearce, Evelyn C, 1999, Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, Gramedia, Jakarta.       
Prayetni, 1997, Asuhan Keperawatan Ibu Dengan Gangguan Sistem Reproduksi, Pusdiknakes, Jakarta