KATA PENGANTAR
Assalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji
syukur atas kehadirat ALLAH SWT. karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah
di tentukan.
Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan. Namun berkat keinginan dan
hasrat yang kuat serta bantuan dari berbagai pihak maka segala hambatan dan
kesulitan dalam mengerjakan makalah dapat terselesaikan dengan baik.
Di
sadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan laporan nini di masa yang akan datang.
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Kendari,
14 Mei 2012
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………….. ……………
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………...
1.2 Rumusan
Masalah………………………………………………………………………..
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………………………...
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definis Tumor Adneksa.......................................................................................................
2.2 Anatomi dan Fisiologi..........................................................................................................
2.3 Etiologi..................................................................................................................................
2.4 Patofisiologi..........................................................................................................................
2.5 Gambar klinik......................................................................................................................
2.6 Pemeriksaan
Diagnostik………………………………………………………………….
2.7 Pengobatan
Medik………………………………………………………………………..
2.8 Pencegahan………………………………………………………………………………..
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………….
3.2 Saran………………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
Makalah
ILMU KEBIDANAN
‘’TUMOR ADNEKSA’’
OLEH
KELOMPOK I:
WA
ODE SALSIA (043)
L.M.
ALI ABDULLAH (045)
AHMAD
ZULKARNAIN (050)
YUSRIN
(0)
DIAN
SEPTIAN ARIFAI (0)
SANDY KARTA PUTERA MUNDE(0)
ANGGA
PRASETYA WAHYUDA (0)
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
AVICENNA KENDARI
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Aktivitas seksual merupakan kebutuhan biologis setiap manusia untuk
mendapatkan keturunan. Namun, masalah seksual dalam kehidupan rumah tangga
seringkali mengalami hambatan atau gangguan karena salah satu pihak (suami atau
isteri) atau bahkan keduanya, mengalami gangguan seksual. Jika tidak segera
diobati, masalah tersebut dapat saja menyebabkan terjadinya keretakan dalam
rumah tangga. Oleh karena itu, alangkah baiknya apabila kita dapat mengenal
organ reproduksi dengan baik sehingga kita dapat melakukan deteksi dini apabila
terdapat gangguan pada organ reproduksi. Organ reproduksi pada wanita dibedakan
menjadi dua, yaitu organ kelamin dalam dan organ kelamin luar. Organ kelamin
luar memiliki dua fungsi, yaitu sebagai jalan masuk sperma ke dalam tubuh wanita
dan sebagai pelindung organ kelamin dalam dari organisme penyebab infeksi.
Saluran kelamin wanita memiliki lubang yang berhubungan dengan dunia
luar, sehingga mikroorganisme penyebab penyakit bisa masuk dan menyebabkan
infeksi kandungan salah satunya adalah radang yang terjadi akibat infeksi yang
menjalar keatas dari uterus dan bisa datang dari tempat ekstra vaginal lewat
jalan darah, atau menjalar dari jaringan-jaringan sekitarnya dan biasa disebut
dengan adneksitis. Menurut (Winkjosastro,Hanifa.Hal.396,2007) prevalensi
adneksitis di Indonesia sebesar 1 : 1000 wanita dan rata-rata terjadi pada
wanita yang sudah pernah melakukan hubungan seksual.Adneksitis bila tidak
ditangani dengan baik akan menyebar keorgan lain disekitarnya seperti misalnya
ruptur piosalping atau abses ovarium,dan terjadinya gejala-gejala ileus karena
perlekatan, serta terjadinya appendisitis akuta dan salpingo ooforitis akuta.
Maka dari itu sangat diperlukan peran tenaga kesehatan dalam membantu perawatan
klien adneksitis dengan baik agar radangnya tidak menyebar ke organ lain dan
para tenaga kesehatan dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif.
2.2
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan
masalah dalam pembuatan makalah ini yaitu:
a. apa
yang dimaksud dengan tumor adneksa?
b. apa
penyebab dari tumor adneksa?
c. Apa
penatalaksanaan dari tumor adneksa?
2.3 Tujuan masalah
Tujuan umum dari kami mempelajari kasus ini adalah :
a. Untuk mengetahui
pengertian tumor adneksa
b. Untuk
mengetahui anatomi dan fisiologi
c. Untuk
mengetahui penyebab terjadinya tumor adneksa
d. Untuk
mengetahui patofisiologis dan penanganan tumor adneksa
e. Untuk
menerapkan asuhan keperawatan pada tumor adneksa
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
DEFINISI TUMOR ADNESA
A.
TUMOR
Tumor
adalah suatu pertumbuhan abnormal jaringan tubuh. Tumor dapat kanker (ganas)
atau non-kanker (jinak). Ada puluhan jenis tumor.
Nama mereka biasanya mencerminkan jenis jaringan mereka muncul. Amerika Akreditasi HealthCare Komisi ( www.urac.org )
a. Bentuk
dari tumor:
1) Mempunyai bentuk bermacam-macam,
tidak homogen (pleiomorphic)
2) Perbandingan antara inti dan
sitoplasmik naik (ratio mendekati 1)
3) Warna inti sel menjadi lebih gelap
(hiperchromasi) dan bermacam-macam (polichromasi)
4) Kejadian mitosis sel meningkat dan
terdapat mitosis abnormal
5) Letak dan susunan sel tak teratur
b. Sifat dari
tumor:
1) Sifat pertumbuhan yang autonom,
tidak mengenal koordinasi
dan batas normal pertumbuhan, umumnya mempunyai sifat
pertumbuhan yang lebih cepat dan tidak homogen.
2) Dapat bergerak amoeboid, yang berakibat mempunyai kemampuanuntuk mengadakan infiltrasi kejaringan sekitarnya dan metastase
jauh.
3) Tidak menjalankan fungsi normalnya,
bahkan kadang-kadang menjalankan fungsi yang sangat berbeda (sindrom
paraneoplastik).
c. Macam-macam
tumor:
1) Kista : suatu tumor yang berupa
kantong dan didalamnya berisi cairan (encer atau setengah padat). Sebagian
besar kista adalah suatu non-neoplasma.
2) Radang : pembesaran / tumor
akibat proses radang yaang disebabkan oleh infiltrasi sel-sel radang - oedema -
vasodilatasi.
3) Hipertrofi : pembesaran suatu organ
akibat bertambah besarnya sel - sel jaringan penyusunnya.
4) Hiperplasia : pembesaran suatu organ
akibat bertambah banyaknya sel - sel jaringan penyusunnya.
5) Displasia : pembesaran suatu organ,
akibat bertambah banyaknya dan bertambah besarnya sel - sel jaringan yang
berbeda.
Secara umum tumor tampaknya terjadi
ketika ada masalah dengan membagi sel dalam tubuh. Biasanya, pembagian sel-sel dalam tubuh
dikontrol secara ketat. Sel-sel baru diciptakan untuk menggantikan yang
lebih tua atau untuk melakukan fungsi-fungsi baru. Sel yang rusak atau tidak
diperlukan lagi mati untuk membuat ruang untuk pengganti yang sehat. Jika
keseimbangan pembelahan sel dan kematian terganggu, tumor
dapat membentuk. Masalah dengan sistem kekebalan tubuh dapat
menyebabkan tumor.
Beberapa virus dapat memainkan peran
dalam perkembangan tumor, seperti kanker serviks (human papillomavirus)
dan karsinoma hepatoseluler (virus hepatitis B). Beberapa tumor lebih umum
dalam satu gender daripada yang lain. Beberapa lebih umum di antara anak-anak
atau orang tua. Lainnya bervariasi dengan pola makan , lingkungan, keluarga Anda. Gejala tergantung pada jenis dan lokasi dari tumor misalnya: tumor paru-paru dapat
menyebabkan batuk, sesak napas, atau nyeri dada, sedangkan tumor usus besar
dapat menyebabkan penurunan berat badan, diare, sembelit, anemia kekurangan
zat besi ,dan darah dalam tinja. Beberapa tumor tidak menghasilkan
gejala, tetapi gejala yang mungkin terjadi dengan tumor meliputi: Panas dingin, Kelelahan, Demam, Kehilangan nafsu makan, Rasa tidak enak, Keringat malam, Berat badan.
Tumor
adneksa adalah tumbuhnya jaringan abnormal pada sistem
reproduksi yaitu pada tuba fallopi kemudian ovarium dan uterus yang biasanya terjadi bersamaan. (Sarwono
prawirohardjo,2007)
Tumor
adneksa merupakan tumor ganas primer di tuba fallopi yang lebih sekunder
berasal dari tumor ganas ovarium atau uterus (Sarwono
prawirohardjo,2007)
Tumor
adneksa adalah tumbuhnya jaringan abnormal pada sistem reproduksi yaitu pada
tuba fallopi kemudian ovarium dan uterus yang biasanya terjadi bersamaan
(Hanifa, 1997 hal 396).
2.2
Anatomi dan Patosiologi
Tuba
Fallopi atau Tabung Fallopi adalah dua buah saluran
yang sangat halus yang menghubungkan ovarium dengan rahim. Saluran/tuba ini dinamakan berdasarkan penemunya, ahli anatomi Italia, GabrieleFalloppio. Tuba Fallopi memiliki panjangnya sekitar 12 cm dan diameternya 3 ‑ 8 mm dan di ujung bagian dekat uterus menyempit. Makin jauh dari rahim makin membesar dan membentukampula, dan akhirnya membelok ke bawah untuk berakhir menjadi tepi berfimbria. Salah satu umbai (fimbria) menempel ke ovarium.Perdarahan disuplai oleh arteri ovarica dan arteriuterina. Kedua pembuluh ini saling beranastomosis. Tuba uterine ditutupi oleh peritoneum di bawah peritoneum ini terdapat lapisan berotot yang terdiri atasserabut longitudinal dan melingkar. Lapisan dalam ini terdiri atasepithelium yang bersilia. Lubang ujung tuba uterine menghadap ke peritoneum, maka dengan demikian terbentuk jalan dari vagina, melalui uterus dan tuba masuk rongga peritoneum, sehingga pada perempuan peritoneum upa kantong terbuka, bukan tertutup. Pada tuba ini dibedakan menjadi 4 yaitu:
a) Pars Interstitialis (intramuralis),
yaitu berada di dinding uerus, mulai pada ostium internum.
b) Pars isthmica, bagian tuba setelah
keluar dari dinding uterus (3 – 6 cm) bentuk nya lurus dan sempit, berdiameter
2 – 3mm.
c) Pars Ampularis,bagian tuba ke arah pars isthmica dan 2infundibulum merupakan bagian tuba yang paling lebar dan berbentuk S, berdiameter 4 – 10 mm
d) Infundibulum , Ujung dari
tuba dengan umbai-umbai yang disebut fimbriae, lubangnya disebut ostium
abdominale tubae.
Fungsi normal Tuba Fallopi yaitu
untuk mengantarkan ovum dari ovarium ke uterus / tempat terjadinya konsepsi
(pembuatan). Ketika sebuah ovum berkembang dalam sebuah ovarium, ia diselubungi
oleh sebuah lapisan yang dikenal dengan nama follikel ovarium. Pada saat ovum
mengalami kematangan, follikel dan ovarium akan runtuh, membuat ovum dapat
berpindah dan memasuki Tuba Fallopi. Dari sana perjalanan di lanjutkan ke dalam
rahum, dengan bantuan pergerakan dari cilia pada bagian dalam tuba. Perjalanan
ini menghabiskan waktu berjam-jam atau bahkan berhari-hari. Jika ovum dibuahi
ketika berada di dalam Tuba Fallopi, maka ia akan menempel secara normal di
dalam endotrium ketika mencapai rahim, yang merupakan pertandanya kehamilan.
2.3 Etiologi
Penyebab
tumor adneksa tidak diketahui secara pasti tetapi kebanyakan diakibatkan karena
infeksi yang menjalar ke atas dari uterus, peradangan ini menyebar ke ovarium
dan tuba fallopi dimana kuman itu masuk ke dalam organ pelviks selama
hubunganseksual,persalinaaborsi, sebagai akibat dari tindakan (kerokan, laparatomi,dan sebagainya).Organ‑organ tadi akan mengalami peradangan dan bersarang dituba fallopicairan purulen dapat terkumpul dalam tubuh menyebabkan perlengketan
sehingga terjadi penyempitan akan menyebabkan berbagai gangguan.Pada tuba
infeksi dapat disebabkan oleh kuman seperti
streptokokus,stapilokokus,klostridium welehi dan lain-lain(Sarwono
prakwirohardjo,2007)
2.4 PATOFISIOLOGI
Tumor adneksa kebanyakan diakibatkan oleh infeksi yang menjalarsampai ke tuba fallopi sehingga menyebabkan perlengketan dan penyempitan yang menyebabkan berbagai macam gangguan dan terjadi pertumbuhan
yang ganas. Jenis tumor yang paling sering adalah adenokarsinoma mungkin juga ditemukan endotelioma atau limposarkoma. secara histopatologik
adenokarsinoma dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan :
a. Jenis tumor dengan pertumbuhan
papiler : tumor belum mencapai otot tuba.
b. Jenis tumor dengan pertumbuhan
papillo alvioler : tumor telah memasuki jaringan otot.
c. Jenis tumor dengan pertumbuhan alveo
meduller :terlihat mitosis
yang atopic dan infasi sel ganas ke saluran limpa. (Sarwono
prawirohardjo, 2007)
2.5 Gambaran Klinik
Pada awalnya
penyakit tidak menimbulkan gejala. Mula-mula keluhan samar-samar seperti :
perasaan lelah, makan sedikit, terasa cepat kenyang dan sering kembung,
kemudian timbul demam dan rasa nyeri pada uterus bagian kiri dan kanan. Diikuti
dengan gejala perdarahan pervagina mungkin juga disertai pengeluaran getah
vagina yang bercampur dengan darah.
2.6 Pemeriksaan
Diagnostik
a. Pemeriksaan pelvic
Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat
perubahan pada vulva, vagina dan serviks dengan palpasi organ dalam khususnya
ovarium dan permukaan uterus.
b. Test papanicolau
Merupakan
pemeriksaan sistologis yang memungkinkan untuk mendeteksi adanya sel yang
abnormal dan mendeteksi keganasan tumor pada tahap awal.
c. Ultra sound / USG
Digunakan
untuk menentukan lokasi massa tumor
d. Endoskopi
a)
Untuk melihat lapisan dan jaringan disekitarnya secara
langsung :
1)
Colposcopy : visualisasi vagina dan serviks dibawah
kekuatan magnet yang rendah.
2)
Culdoscopy : pemasukan culdoskop melalui vagina bagian
belakang untuk melihat tuba fallopi dan ovarium.
3)
Hysterescopy : pemasukan hyterescopy melalui servik
untuk melihat bagian dalam uterus.
4)
Biopsi : untuk mengetahui jenis dan keganasan sel.
5)
Laboratorium : urine lengkap dan darah lengkap.
2.7 Pengobatan
Medik
Penangana
utama yang dianjurkan adalah : TAH + BSO + OM + APP ( Total Abdominal
Hysterektomy + Bilateral Salfingo Oophorektimy + Omentektomy + Appendektomi ).
Terapi alternatif : instilasi phospor 32 Radioaktif atau kemoterapi profilaksis, tetapi radioktif hanya dikerjakan pada tumor jenis histology keganasan tertentu.
Terapi alternatif : instilasi phospor 32 Radioaktif atau kemoterapi profilaksis, tetapi radioktif hanya dikerjakan pada tumor jenis histology keganasan tertentu.
2.8 Pencegahan
Sebelum seseorang terkena penyakit
yang cukup ganas ini lebih baik melaksanakan tindakan pencegahan dengan cara :
a.Hindari pasangan koitus yang sering berganti.
b.Pemeriksaan pap smear minimal sekali setahun
a.Hindari pasangan koitus yang sering berganti.
b.Pemeriksaan pap smear minimal sekali setahun
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengumpulan
data :
1) Biodata : nama, umur, jenis kelamin, agama,
pendidikan, pekerjaan, identitas penanggung.
2) Pengkajian
fisik meliputi keadaan umum lemah, nyeri, gelisah, pucat, perdarahan pervagina,
HB turun, BB turun.
3) Pemeriksaan penunjang meliputi :
laboratorium, dan radiology.
4) Pola kebiasaan sehari-hari : nutrisi,
eliminasi, olah raga, istirahat / tidur dan personal hygiene.
5) Pola reproduksi : menarche, durasi haid,
teratur tidaknya, siklus haid, riwayat kehamilan persalinan dan nifas.
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan iritasi
pada nociseptor ditandai dengan :
Data
Subyektif :
-Pasien mengeluh
nyeri
Data
Obyektif :
-Ekspresi wajah
meringis
-Pasien nampak gelisah
-Pasien nampak gelisah
b. Gangguan
perfusi jaringan berhubungan dengan pengeluaran darah dari jalan lahir ditandai dengan :
Data Subyektif :
Data Obyektif :
- Hb menurun
- Mukosa nampak pucat
-Tekanan darah menurun
Data Subyektif :
Data Obyektif :
- Hb menurun
- Mukosa nampak pucat
-Tekanan darah menurun
c. Gangguan
pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan :
Data Subyektif :
-Pasien mengeluh cepat lelah
Data Obyektif :
-Keadaan umum nampak lemah
Data Subyektif :
-Pasien mengeluh cepat lelah
Data Obyektif :
-Keadaan umum nampak lemah
d. Kecemasan
berhubungan dengan proses penyakitnya ditandai dengan :
Data Subyektif :
-Pasien bertanya tentang penyakitnya
Data Obyektif :
-Ekspresi wajah murung
-Pasien nampak sulit berkonsentrasi
-Sulit berkomunikasi.
Data Subyektif :
-Pasien bertanya tentang penyakitnya
Data Obyektif :
-Ekspresi wajah murung
-Pasien nampak sulit berkonsentrasi
-Sulit berkomunikasi.
3. INTERVENSI
Setelah
perencanaan data mengenai pasien dan penjabaran tentang masalah pasien serta
kebutuhan telah diidentifikasi maka langkah selanjutnya adalah memenuhi
kebutuhan tersebut melalui perencanaan yang baik.
a. Nyeri berhubungan dengan iritasi pada nociceptor ditandai dengan :
a. Nyeri berhubungan dengan iritasi pada nociceptor ditandai dengan :
Data Subyektif :
- Pasien mengeluh nyeri
Data Obyektif :
- Ekspresi wajah meringis
- Pasien nampak gelisah
Tujuan :
- Pasien mengeluh nyeri
Data Obyektif :
- Ekspresi wajah meringis
- Pasien nampak gelisah
Tujuan :
Nyeri teratasi dengan criteria
ekspresi wajah ceria, pasien tidak gelisah, pasien dapat
istirahat dengan baik.
Tindakan keperawatan :
1) Istirahat
di tempat tidur
Rasional : dengan insirahat akan mengurangi
beban kerja tubuh terutama bagian yang
rusak.
2) Latihan nafas dalam
Rasional : Meningkatkan sirkulasi
sehingga nyeri berkurang.
3) Meletakkan kompres hangat pada daerah nyeri
3) Meletakkan kompres hangat pada daerah nyeri
Rasional : terjadi vasodilatasi yang
menghambat impuls nyeri.
4) Kolaborasi pemberian analgetik
4) Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional : Analgetik dapat menekan saraf
sehingga nyeri tidak dipersepsikan.
b.Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan pengeluaran darah dari jalan lahir ditandai dengan :
Data Subyektif : -
Data Obyektif :
Hb menurun
Muka nampak pucat
Tekanan darah menurun
Tujuan :
Perfusi jaringan adekuat dengan criteria mukosa berwarna merah muda, tanda-tanda vital dalam batas normal.
b.Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan pengeluaran darah dari jalan lahir ditandai dengan :
Data Subyektif : -
Data Obyektif :
Hb menurun
Muka nampak pucat
Tekanan darah menurun
Tujuan :
Perfusi jaringan adekuat dengan criteria mukosa berwarna merah muda, tanda-tanda vital dalam batas normal.
Tindakan
Keperawatan :
1)Observasi tanda-tanda vital
Rasional : Kekurangan darah akan tercermin pada tanda-tanda vital.
2)Pemeriksaan Hb setiap hari
Rasional : Mengetahui perkembangan Hb setiap hari.
3)Memberikan penyuluhan tentang manfaat transfuse
Rasional : Memberikan pengertian tentang transfusi agar pasien kooperatif dalam perawatan dan pengobatan.
4)Observasi adanya tanda-tanda reaksi anafilaktik.
Rasional : Darah merupakan antigen pada pasien, kemungkinan bisa terjadi reaksi antigen antibody yang menimbulkan shock yang sangat berbahaya.
5)Penyuluhan tentang reaksi yang mungkin timbul akibat transfuse
Rasional : Dengan penyuluhan tersebut pasien dapat melaporkan adanya tanda- tanda reaksi anafilaktik.
c.Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan :
Data Subyektif :
Pasien mengeluh cepat lelah
Data Obyektif :
Keadaan umum nampak lemah
1)Observasi tanda-tanda vital
Rasional : Kekurangan darah akan tercermin pada tanda-tanda vital.
2)Pemeriksaan Hb setiap hari
Rasional : Mengetahui perkembangan Hb setiap hari.
3)Memberikan penyuluhan tentang manfaat transfuse
Rasional : Memberikan pengertian tentang transfusi agar pasien kooperatif dalam perawatan dan pengobatan.
4)Observasi adanya tanda-tanda reaksi anafilaktik.
Rasional : Darah merupakan antigen pada pasien, kemungkinan bisa terjadi reaksi antigen antibody yang menimbulkan shock yang sangat berbahaya.
5)Penyuluhan tentang reaksi yang mungkin timbul akibat transfuse
Rasional : Dengan penyuluhan tersebut pasien dapat melaporkan adanya tanda- tanda reaksi anafilaktik.
c.Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan :
Data Subyektif :
Pasien mengeluh cepat lelah
Data Obyektif :
Keadaan umum nampak lemah
Tujuan :
Kebutuhan ADL terpenuhi dengan kriteria nutrisi, eliminasi, personal hygiene terpenuhi.
Tindakan Keperawatan :
1)Kaji tingkat kemampuan pasien beraktifitas
Rasional : Untuk mengidentifikasikan tingkat intervensi yang dibutuhkan pasien.
2)Layani kebutuhan pasien di tempat tidur
Rasional : Agar kebutuhan pasien terpenuhi.
3)Libatkan keluarga dalamperawatan dan pemenuhan kebutuhan pasien.
Rasional : Keluarga dapat berpartisipasi dalam pencapaian kebutuhan ADL pasien dan berpartisipasi dalam program perawatan.
d.Kecemasan berhubungan dengan proses penyakitnya ditandai dengan :
Data Subyektif :
Klien bertanya tentang penyakitnya.
Data Obyektif :
Ekspresi wajah murung
Pasien nampak sulit berkonsentrasi
Sulit berkomunikasi
Kebutuhan ADL terpenuhi dengan kriteria nutrisi, eliminasi, personal hygiene terpenuhi.
Tindakan Keperawatan :
1)Kaji tingkat kemampuan pasien beraktifitas
Rasional : Untuk mengidentifikasikan tingkat intervensi yang dibutuhkan pasien.
2)Layani kebutuhan pasien di tempat tidur
Rasional : Agar kebutuhan pasien terpenuhi.
3)Libatkan keluarga dalamperawatan dan pemenuhan kebutuhan pasien.
Rasional : Keluarga dapat berpartisipasi dalam pencapaian kebutuhan ADL pasien dan berpartisipasi dalam program perawatan.
d.Kecemasan berhubungan dengan proses penyakitnya ditandai dengan :
Data Subyektif :
Klien bertanya tentang penyakitnya.
Data Obyektif :
Ekspresi wajah murung
Pasien nampak sulit berkonsentrasi
Sulit berkomunikasi
Tujuan :
Kecemasan berkurang dengan kriteria ekspresi wajah ceria, komunikasi baik dan dapat berkonsentrasi dengan baik.
Tindakan Keperawatan :
1)Bina hubungan saling percaya.
Rasional : Memudahkan pasien mengeluarkan isi hati sehingga beban pasien berkurang.
2)Tunjukkan rasa empati terhadap pasien
Rasional : Rasa empati dapat meningkatkan harga diri.
3)Luangkan waktu untuk berbincang-bincang
Rasional : Dapat meningkatkan harga diri karena pasien merasa diperhatikan.
4)Berikan waktu untuk mengekspresikan perasaan
Rasional : Untuk memperbesar rasa percaya diri pada pasien dalam menghadapi penyakitnya.
Kecemasan berkurang dengan kriteria ekspresi wajah ceria, komunikasi baik dan dapat berkonsentrasi dengan baik.
Tindakan Keperawatan :
1)Bina hubungan saling percaya.
Rasional : Memudahkan pasien mengeluarkan isi hati sehingga beban pasien berkurang.
2)Tunjukkan rasa empati terhadap pasien
Rasional : Rasa empati dapat meningkatkan harga diri.
3)Luangkan waktu untuk berbincang-bincang
Rasional : Dapat meningkatkan harga diri karena pasien merasa diperhatikan.
4)Berikan waktu untuk mengekspresikan perasaan
Rasional : Untuk memperbesar rasa percaya diri pada pasien dalam menghadapi penyakitnya.
4.Implementasi
Implementasi
merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana perawatan yang telah
ditentukan. Dalam perwujudan tersebut ditangani oleh yang menyusun perencanaan
atau didelegasikan kepada orang lain yang dipercaya dalam memberikan tindakan
keperawatan serta mampu dan memepunyai kewenangan dalam melaksanakan rencana
perawatan.
Ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki oleh perawat dalam melaksanakan implementasi keperawatan :
a.Kemampuan intelektual termasuk kemampuan berpikir kritis.
b.Kemampuan teknik atau keahlian.
c.Kemampuan interpersonal
Disamping itu juga harus memperhatikan prinsip sebagai berikut :
a.Berdasarkan respon pasien.
b.Berdasarkan penggunaan sumber.
c.Sesuai dengan standar profesi.
d.Memiliki dasar hukum dan dasar ilmiah
e.Meningkatkan kerja sama dengan profesi lain
f.Diharapkan dapat meningkatkan daya self care dan self releance dari pasien.
Ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki oleh perawat dalam melaksanakan implementasi keperawatan :
a.Kemampuan intelektual termasuk kemampuan berpikir kritis.
b.Kemampuan teknik atau keahlian.
c.Kemampuan interpersonal
Disamping itu juga harus memperhatikan prinsip sebagai berikut :
a.Berdasarkan respon pasien.
b.Berdasarkan penggunaan sumber.
c.Sesuai dengan standar profesi.
d.Memiliki dasar hukum dan dasar ilmiah
e.Meningkatkan kerja sama dengan profesi lain
f.Diharapkan dapat meningkatkan daya self care dan self releance dari pasien.
5.Evaluasi
Merupakan
langkah terakhir dari proses keperawatan. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai
apakah tujuan tercapai atau tidak, yaitu :
a.Apakah nyeri teratasi ?
b.Apakah gangguan perfusi jaringan teratasi ?
c.Apakah gangguan aktifitas teratasi ?
d.Apakah kecemasan teratasi ?
Pada saat evaluasi maka perawat harus melihat kembali pernyataan tujuan dalam rencana keperawatan yang telah ditetapkan.
a.Apakah nyeri teratasi ?
b.Apakah gangguan perfusi jaringan teratasi ?
c.Apakah gangguan aktifitas teratasi ?
d.Apakah kecemasan teratasi ?
Pada saat evaluasi maka perawat harus melihat kembali pernyataan tujuan dalam rencana keperawatan yang telah ditetapkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tumor
adneksa adalah tumbuhnya jaringan abnormal pada sistem reproduksi yaitu pada
tuba fallopi kemudian ovarium dan uterus yang biasanya terjadi bersamaan
(Hanifa, 1997 hal 396).
Tumor
adneksa kebanyakan diakibatkan oleh infeksi yang menjalar sampai ke tuba
fallopi sehingga menyebabkan perlengketan dan penyempitan yang menyebabkan
berbagai macam gangguan dan terjadi pertumbuhan yang ganas. Jenis tumor yang
paling sering adalah adenokarsinoma mungkin juga ditemukan endotelioma atau
limposarkoma.
B. Saran
Di sadari sepenuhnya
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah
ini di masa yang akan datang. Dan di harapkan kepada pembaca agar selalu
membudayakan pola hidup yang sehat, sebab dengan itu hidup kita akan jauh lebih
sehat jasmani dan rohani dari segala macam penyakit.
DAFTAR
PUSTAKA
Carpenito, Lynda J, 1998, Diagnosa
Keperawatan, Edisi 6, EGC. Jakarta.
Depkes, 1999, Indonesia Sehat 2010 ; Visi Baru, Misi, Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kesehatan, Jakarta.
Doenges, Marilynn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, ; alih bahasa, I Made Kariasa, editor, Monica Ester, Edisi 3, EGC ; Jakarta.
Guyton, Arthur C, 1997, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, ; editor, Irawati Setiawan, Edisi 9, EGC; Jakarta.
Hudak, Gallo, 1997, Keperawatan Kritis, Edisi 6, EGC, Jakarta.
Hanafi, W, 1997, Ilmu Kandungan, Edisi 2, Bina Pustaka, Jakarta.
Pearce, Evelyn C, 1999, Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, Gramedia, Jakarta.
Prayetni, 1997, Asuhan Keperawatan Ibu Dengan Gangguan Sistem Reproduksi, Pusdiknakes, Jakarta