Kamis, 14 Maret 2013
Minggu, 10 Maret 2013
cerpen 06 " Bisu tapi bisa !
Bisu
tapi Bisa !
“Aku punya istri dan
dua orang anak.” ucapnya dengan penuh isyarat sambil menggoreskan kayu kecil
ketanah.
“Terus istri dan anak
kemana?”tanyaku sambil mengerakkan-gerakkan tanganku.belajar dengan bicara
isyarat.semoga ia tahu dengan apa yang aku sudah lakukan.
Rupanya ia mengerti.ia
mengambil kembali kayu kecil yang ada di depannya yang sudah ia buang beberapa
detik yang lalu.menulis dengan lincah ke atas tanah itu.mataku takjub melihat tulisan
itu.seakan menyaksikan sebuah pemandangan yang sangat indah di hadapanku.aku
mengamatinya sampai tangannya berhenti. mulutku berkomat-kamit membaca tulisan
itu.Tulisan yang semuanya huruf kapital.
“ISTRIKU MATI.ANAKKU
YANG KEDUA JUGA MATI.” Tulisannya terpampang di depanku. Tulisan yang Berdiri
tegap di atas tanah.sambil menatap kearahku dengan sedikit tersenyum.
Aku kembali bertanya
kepadanya dengan gaya gerak-gerikku yang
terulang “kenapa lagi?”
Ia terdiam beberapa
detik.Ia pun tidak lagi menggoreskan kayu kecil di atas tanah tapi ia menggunakan
gerakkan tubuhnya.aku masih focus pada gerakkan itu.pertama yang aku lihat kedua
tangannya saling bertemu dan bertabrakan.kemudian
ia menunjuk sebuah motor yang ada di depanku.setelah itu ia kembali menunjuk
sebuah mobil yang ada di samping motor itu.ia kembali menatapku.kemudian
mengangkat tangannya serta meletakkannya disamping wajahnya sambil kedua matanya tertutup.membuka matanya
dan kembali menatapku dengan raut muka yang sedikit sedih.
Aku mengangguk.tanda
aku mengerti dengan penjelasan gerak-geriknya.Hatiku miris.Akalku menangkap
sebuah penjelasan “Istri dan anaknya mati tertabrak mobil ketika mengendarai
motor! ” melihatku. ia menungging sebuah senyum kewajahku.akupun kembali
menggerakkan tanganku sambil meletakkan kedadaku dengan mengelus-elusnya.kemudian
jari telunjukku mengarah kearah
langit.Kini ia mengerti dengan apa yang aku lakukan.ia juga mengangguk.pertanda
bisa mengambil sepotong nasehat dariku.
“Sabar ! Ada Allah di
atas sana.mungkin itulah yang bisa ia tangkap dariku.aku mengira-ira seperti
itu.
Ia kembali
menatapku.penuh dengan keseriusan.aku terhipnotis dengan keadaannya.menatapnya
dengan penuh serius juga.tiba-tiba keseriusan itu berubah menjadi senyuman.ia
tersenyum lebar kedepanku.tangannya kembali mengerak-gerakkan keatas tanah itu
dengan mengambil sepotong kayu kecil.ia menulis “ANAKKU SATU SEKOLAH SD ! “ Ia
kembali menggerakkan jarinya dengan semangat kemudian menunjuk mulutnya sambil
mengerak-gerakkannya.ia tersenyum lagi kearahku.wajahnya puas menatapku.
Aku menangkap arti dari
gerakan tadi. “Anaknya bisa bicara.tak seperti dirinya.bisu..!”
Oh,,gitu ya ! ucapku
sambil mengangguk-ngangguk.aku membalas senyum puas kearahnya dengan
mengucapkan “Alhamdulillah ya !”. Aku kembali menatapnya tajam.kulitnya hitam
pekak.karena sinar matahari selalu menyinarinya di tiap hari. Ia bisu tapi ia
bisa.Bisa untuk hidup.hidup penuh dengan optimis.tak pernah terlihat keluh
kesah di wajahnya.semangat kerjanya tak pernah pudar.sementara aku hanyalah
manusia yang lemah.sering berkeluh kesah. “Oh tuhan.kuatkannlah aku ! berilah
semangat dalam hidupku seperti semangat orang bisu itu.bahkan lebihkanlah ya
Allah “ ucap hatiku.
End
By
Faiq Al-fatih
Cerpen 07 " Ku terdiam,Kau memberi !
Ku
terdiam.Kau member!
Pohon-pohon
yang hijau itu terhampar luas di depan rumah.kebun-kebunnya tertata dengan
rapi. Di sampingnya terdapat seekor ayam yang sedang mengai-ngais makanan.anak
induknya saling berebutan.Aku terduduk diam di teras rumah.menyaksikan keindahan
alam di depan mataku.aku terhenyak.tiba-tiba terdengar suara seorang perempuan
yang memakai kerudung krem mengarah kepadaku.
“assalamualaikum” ucapnya dengan nada yang
rendah.
“Waalaikum
salam.”jawabku.kemudian mendengar suara itu teman-teman yang ada di dalam rumah
pun keluar dan serta merta menjawab kembali salam dari gadis itu.
“Ni,ada
sedikit makanan yang bisa di makan.”katanya sambil menyodorkan piring dengan
sebuah gelas.
“Oh.iya
terimaksih ya! “ jawab teman disampingku. Samsul . Ia sambil tersenyum-senyum
puas.begitupun dengan aku.berucap syukur dalam hatiku.sejak tadi lambungku
sedang asyik bermain-main dengan riang.bahkan saking riangnya,suaranya
terdengar keras di telingaku.aku menoleh kearah samsul dengan tersenyum syukur.
“Iya.sama-sama.”ucap
perempuan itu sambil berlalu di hadapan kami.bayangan kerudung besarnya tak terlihat lagi
“eh..silahkan
makan.” tawar dimin pada kami sambil membuka tutupan sepiring makanan itu.
Kami
mengangguk. “Iya.” ucapku bersamaan dengan samsul. Kami dengan lahap menyantap
makanan itu. tak satu pun tertinggal
sepotong makanan. semua ludes bagai dilahap oleh sijago merah.hehe
Tiba-tiba
suara motor terdengar jelas di telinga kami bertiga.rupanya motor itu parkir di
depan.tak jauh dari jarak kami.seorang
pria berbaju kaos ablong.jalannya tegap mengarah kepada kami.ia menenteng
sebuah kantung hitam kecil.ia terus berjalan sampai telapak kakinya menapaki teras kecil rumah
itu.
Assalamu’alaikum!
“ sapanya.
Serentak
kami menjawab “waalaikum salam “
“Ini
ada langsat yang aku bawa.silahkan makan.” ucapnya sambil menaruh kantung kecil
itu di atas meja depan kami.Rupanya Ia adalah salah-satu saudara dari kami
bertiga.Dimin.
“Iya.”
balasku di iringi dengan tanganku memasuki mulut kantung itu. menggenggam 1
biji langsat dan serta merta aku memakannya.
“Wah.langsatnya
agak kecut tapi kecut-kecutnya
enak.seenak hatimu akhi samsul.” gurauku sambil tersenyum mengarah
kepadanya.
“Antum
ada-ada saja.” jawabnya.membalas senyumku dengan kaku sambil kedua matanya
tertutup rapat.begitulah karakternya.ketika senyum kedua matanya ikut tertutup
rapat.
Aku
dengan asyik menikmati buah langsat itu.sesekali mataku berkedip karena
kecutnya.sesekali juga tersenyum puas karena mendapat salah-satu buah langsat
yang manis.Tak lama datang pula tetangga akhi samsul itu. duduk dan bergabung
bersama kami. makan buah langsat dan ikut bercanda sehingga membuat suasana
semakin cerah.secerah sore hari itu walaupun ada sedikit gumpalan awan hitam di
atas langit sana.tapi suasana hati tak mau kompromi dengan yang di sana.Yang
sebentar lagi kota itu akan di guyuri
hujan rintik-rintik.
“Akh,orangtua
yang kerja di kebun itu rajin ya! Kebunnya di garap dengan baik.” Ucap tetangga
akh samsul itu dengan basa-basinya mengundang kami untuk cerita lebar.sambil melihat
dan menunjuk sosok orangtua itu yang
lagi berdiri mencangkul kebun yang tak jauh dari tempat kami bercengkerama di
sore itu.
“Iya,ia
sangat rajin! Ia juga punya seorang anak gadis manis sekolah di salah-satu
perguruan tinggi agama.” balas samsul dengan penuh serius.
Aku
dan tetangga samsul itu saling bertatapan.kemudian tersenyum simpul mendengar samsul.menyinggung
seorang gadis.
“Oh.kalau
gitu antum sudah nyambung sama orang tuanya gadis itu. Buruan! biasanya kalau
orangtuanya sudah nyambung.berarti ada peluang besar.” sambung tetangga samsul
itu. Sambil tersenyum-senyum menatap kami.
“Ah,antum
sembarang saja! aku tak sampai kesitu. hanya memberikan informasi saja
tentangnya.” balasnya sambil tersenyum malu.
“Akhi,temannya
antum yang satu kemana?”tanyanya membelokkan perbicangan tentang gadis anak
petani itu.
“Emang
siapa?”
Harimuddin.ucapnya
singkat.
“Oh.ia
pulkam beberapa minggu yang lalu.”jawab seadanya.
“Pantasan!
Gak pernah keliatan.emang dimana kampungnya?”tanyanya kembali
“Ia
tinggal di sebuah pulau yang jauh.membutuhkan perjalanan 2 hari 2 malam tiba
dikampungnya.”
“Jauh
juga yah! menyeberangi lautan.kadang teduh dan kadang juga berubah jadi
gunung-gunung yang tinggi. “ ucapnya sambil tersenyum tipis.
“Iya.ombaknya
besar-besar.mungkin sekarang lagi musim ombak.’ jawab samsul.
“Kirain
musim rambutan dan langsat.ternyata ombak juga.musim-musiman.” ucapnya sambil
terkekeh.
Kami
bertigapun hanya membalasnya dengan tertawa sedikit.
“Menyeberangi
lautan membutuhkan keberanian.Dilaut sana tak ada lagi yang berkuasa menganggap dirinya hebat.karena disana kita
hanya sendirian.tak ada yang menolong.”ucapnya memancing suasana menjadi
serius.Iapun melanjutkan perkataannya “ketika di darat kita gampang saja
meminta bantuan.susah.ada omku.tanteku.dan lainnya.tapi ketika di laut tak ada
kata-kata itu muncul.ada sebuah kisah perjalanan tiga orang pemuda yang
baru-baru saja mengenyam pendidikan sarjana.menyeberangi lautan bebas. Ada
sarjana bahasa inggris.matematika dan fisika.ketiganya bertemu.terjadilah
percakapan di antara mereka.
“Bang,kamu
lulusan apa?” tanya seorang sarjana matematika.
“Aku
lulusan bahasa inggris.” ucap sarjana bahasa inggris itu.
“Apa
keuntungannya belajar bahasa inggris itu?” Ia kembali bertanya.
“Bahasa
inggris itu adalah bahasa dunia.” jawabnya mantap dengan sedikit angkuh.kemudian
balik bertanya.” kalau kamu lulusan apa?dan apa keuntungannya?”
“Aku
lulusan matematika.tanpa matematika kita tak bisa berdagang.tidak bisa menghitung.”
jawabnya juga singkat.kemudian kedua insan itu menoleh kearah temannya yang
satu yang sejak tadi duduk diam menyimak percakapan mereka.” kalau kamu?” Tanya
keduanya serentak.
“Aku
lulusan fisika.tanpa fisika tak bisa kapal ini berjalan.pengemudipun tak tahu
arah mata angin.serta dengan fisika ada namanya kompas yang sering di pakai
para nelayan.”ucapnya dengan penuh semangat.
Rupanya
ketiganya mengandalkan dari masing-masing ilmu yang mereka miliki.Seakan-akan
punya kuasa.tiba-tiba angin bertiup dengan kencang.membuat ombakpun linglung.datang menghantam
kapal yang mereka tumpangi.ombak besar tak jua berhenti.kapal itu semakin lama
semakin di masuki air.tak lama tenggelamlah kapal itu. ketiga sarajana itu tak
ada yang selamat.mereka tak bisa berenang. ilmu yang mereka miliki tak bisa
berbuat apa-apa. keangkuhan mereka tak berkutip lagi.sedang pengemudi kapal
,selamat.Ia tak pernah mengenyam pendidikan.tapi ia bisa selamat.
Itulah
manusia selalu menyombongkan diri.seakan-akan ialah yang berkuasa.padahal ada
Allah yang lebih berkuasa.Kadang ketika kita menaiki kapal dan ombak menerjang
kapal itu. seluruh penghuni kapal serentak mengingat Allah tanpa ada komando
dari salah-seorang dari mereka. “Allahu Akbar “ itulah kalimat yang sering
muncul ketika ombak datang memporak-porandakan kapal.ketika selamat, lupa lagi
dengan Allah. Manusia harusnya selalu mengingat Allah dalam keadaan apapun.jangan
ketika musibah atau cobaan datang ,kita baru ingat Allah dengan khusyu’.sedang
bahagia lupa dengan Allah.
Suara
adzan berkumandang ditelinga
kami.menghentikan perkataan tetangga samsul itu.
“Rupanya
adzan sudah berkumandang.waktu tak terasa .begitu cepatnya. kemasjid ya!”.ucapnya
kepada kami.
“Iya.”ucap
kami bersamaan.
Aku
menangkap peristiwa dari semua itu.ternyata ilmu tidak hanya di raih ketika
keluar jauh tapi ilmu bisa kita ambil ketika kita hanya duduk ditempat.tak pergi jauh hanya membutuhkan
beberapa jam saja.yaitu ketika orang yang berilmu datang menghampiri kita.duduk
bersama kita.berbagi ilmu yang ia dapat tanpa sungkan untuk mengeluarkannya.
Begitu banyak yang punya ilmu tapi ia kikir.tak mau berbagi. Seperti itulah
pantas dikatakan orang kaya bukanlah orang hanya banyak hartanya tapi orang yang berilmu dan
selalu membagikannya.
Ada
satu lagi.ternyata rezeki makanan tak hanya di dapat ketika kita bekerja dengan keras.tapi hanya juga
dengan sekedar duduk diam.yaitu ketika seseorang datang menghampiri kita dengan
membawa sebuah makanan ke tempat kita tanpa kita ketahui sebelumnya.itulah
kemurahan Nya.Duduk saja dapat makanan,apalagi kita bekerja !
Oh.hari
itu aku mendapat makanan dan ilmu.luar biasa.karuniaMu ya Allah.tak hentinya lisanku
memujiMU “Subhanallah,Alhamdulillah,Allahu Akbar!
END
Sabtu, 02 Maret 2013
CERPEN 05 " Masjid Tua itu ! "
Masjid
Tua itu !
Aku
terhentak kaget dipembaringanku.aku mendengar suara yang menggema di
telingaku.suara itu kalimat “hayya ‘ala sholah”.aku membuka mata.menoleh kekiri
dan kekanan.mencari sebuah benda kecil.akhirnya HPku aku temukan juga.akupun cepat-cepat
menekan tombol-tombolnya.melihat waktu yang tercancum depan layar monitor HpKU.
“astagfirullah! rupanya saya agak telat bangun.bangun untuk kemasjid
mendengungkan adzan yang tiap subuh
datang .” akupun Cepat-cepat begegas bangun dari ranjang kecilku itu.tak lupa aku hembuskan napasku dengan iringan ucapan syukur.ucapan yang harus di
dengungkan oleh muslim.yang tak lupa bersyukur kepada Rabb penciptanya yang
masih memberikan kesempatan menikmati lagi subuh ini. “Alhamdulillah” ucapku
sambil duduk sejenak dengan memperbaiki perasaanku yang seakan dadaku
berdebar-debar.
Akupun
membuka pintu.menuju kekamar kecil.air wudhu membuatku sedikit kedinginan di
subuh itu.menjadikan sejuk.bagian anggota tubuhku tersiram oleh air-air wudhu
itu.bukan hanya dapat menyirami kuman,bakteri yang melekat dikulitku.tapi air
wudhu itu bisa menyirami dosa-dosa yang di lakukan oleh anggota-anggota tubuh
itu yang saat beraktiftas yang kadangkala sering salah .
Sarung
yang berwarna coklat kehitam-hitaman aku pakai dengan kilat.sarung yang
satu-satunya aku pakai ketika sholat. sarung favoritku. sarung yang membuatku
nyaman untuk aku pakai ketika sholat.sarung yang cocok buatku selain kainnya tidak
kepanjangan.membuatku percaya diri ketika berhadapan dengan Allah.menampilkan
pakaian yang bagus.baju kokohpun aku pakai
dengan kilat juga.kopiah tak lupa aku kenakan di kepala kecilku.cermin
kecil yang sudah terpampang di depanku sudah siap menilai diriku
“sempurna.”batinku berbisik ketika melihat sosokku yang sudah berdiri di depan
cermin itu dengan gagah. J
Tanpa
menunggu waktu lama.aku keluar dari kamar kecilku.kamar kostku.kamar-kamar kost
yang berjajar rapi itu. pintu-pintunya
masih tertutup rapat.suasananya sunyi.aku menyusuri jalan kecil menuju luar
rumah.Diluar sana sama keadaannya didalam kostku itu.sepi tak ada suara. Hanya Suara
jangkrik yang bersahut-sahutan.suara ayam berkokok tak kedengaran lagi.munkin
ia ketiduran.serta yang mendominasi suara adzan yang berdengung dengan
kencang.suara muadzim yang sejak tadi mengumandangkan adzan. suara terakhir
dari adzannya ketika kakiku melangkahkan keluar “ Lailaha illah llah”
dengungnya dengan penuh kemantapan.mengikuti arti dan makna dari kalimat
thoyyibah itu.mengaku bahwa tidak ada Tuhan selain Allah.hanya Allah yang patut
kita sembah.hanya ALLAH yang kita patut ikuti aturanNya.Aturan yang bukan hanya
kebaikan di dunia tapi juga kebaikan kita di Akhirat.Yang mengatur semua jagat
Raya ini.tapi kadang manusia terlalu sombong untuk melampaui Allah.mereka tak
mau lagi di atur oleh aturan Allah.hanya bisa membuat aturan sendirinya.aturan
yang mengikuti aturan nafsunya.tak ayal dengan binatang yang tak punya
akal.bahkan lebih dari itu.
Aku
melangkahkan kaki menuju kedalam masjid itu.kaki kananku yang pertama menyertaiku
ketika memasuki pintu masjid itu “bukakanlah pintu rahmatMu ya Allah”ucap
lisanku. Aku melihat kedepan.melihat orang-orang yang ada di didalam masjid
itu.Masjid yang sudah tua. letaknya sangat trategis.berada di tengah-tengah
kerumunan rumah warga.sehingga membuat imbang langkah kaki dari setiap rumah
warga.mataku tertuju pada jamaah masjid itu.aku terhentak. membuat hatiku
seakan menangis melihat jamaah yang hadir didalam masjid itu.jumlahnya hanya
bisa di hitung dengan jari bahkan tak cukup .hanya bisa di hitung dengan jari-jari tangan kananku.hanya
berjumlah 4 orang.dominan adalah orang tua.oarang tua renta yang suara imamnya
sudah kabur-kabur.bahkan ketika berdiri saja tak lurus seperti para pemuda yang
kuat.badannya sudah bungkuk.ketika sujudpun seakan terasa sulit untuk turun di
bawah sajadah yang sudah terhampar di depannya.kembali lagi hatiku miris
melihat semuanya.kembali lagi bertanya-tanya “kemana warga lain? Apakah mereka
tidak mendengar suara adzan.suara yang kudengar tadi yang volumenya sangat
besar dengan bantuan mikrofon?apakah mereka tertidur.ataukah mereka tidak lagi
menaati perintah sholat.perintah Allah ini? Padahal jumlah yang ada di dalam
masjid itu tak sebanding dengan jumlah kaum muslimin yang ada di kompleks
itu.bahkan mereka lebih sehat jika di banding dengan orang-orang tua yang ada
di dalam masjid tua.jama’ahnyapun mengikut menjadi orang-orang tua.”
“Suara
adzan panggilan sholat itu bagaikan seperti sebuah HP lagi.sebuah HP dilayar
monitornya tertuliskan PANGGILAN TAK TERJAWAB.begitupun dengan manusia.tapi
kadang manusia melampaui batas.sebuah HP tertuliskan panggilan tak terjawab
karena kadangkala tidak mendengar dan mengetahui adanya panggilan itu.beda dengan manusia.ia mendengar dan mengetahui
bahwa suara adzan itu pertanda keawajiban yang akan harus di lakukan.tapi ia
abaikan begitu saja.Sebuah HP adalah benda mati yang bisa bicara dan tak punya
akal.manusia bisa bicara,mendengar dan punya akal.jika kejadiannya seperti itu
berarti manusia tidak lagi berbeda dengan HP kecil itu.bahkan manusia lebih
dari semua itu.” Ucap hatiku menumpahkan semua curhatannya
kepadaku.mengakhirinya semuanya ketika suara iqomaat dikumandangkan oleh seorang
muadzim itu yang lagi-lagi di dendangkan orang tua.
End
Langganan:
Postingan (Atom)