Ku
terdiam.Kau member!
Pohon-pohon
yang hijau itu terhampar luas di depan rumah.kebun-kebunnya tertata dengan
rapi. Di sampingnya terdapat seekor ayam yang sedang mengai-ngais makanan.anak
induknya saling berebutan.Aku terduduk diam di teras rumah.menyaksikan keindahan
alam di depan mataku.aku terhenyak.tiba-tiba terdengar suara seorang perempuan
yang memakai kerudung krem mengarah kepadaku.
“assalamualaikum” ucapnya dengan nada yang
rendah.
“Waalaikum
salam.”jawabku.kemudian mendengar suara itu teman-teman yang ada di dalam rumah
pun keluar dan serta merta menjawab kembali salam dari gadis itu.
“Ni,ada
sedikit makanan yang bisa di makan.”katanya sambil menyodorkan piring dengan
sebuah gelas.
“Oh.iya
terimaksih ya! “ jawab teman disampingku. Samsul . Ia sambil tersenyum-senyum
puas.begitupun dengan aku.berucap syukur dalam hatiku.sejak tadi lambungku
sedang asyik bermain-main dengan riang.bahkan saking riangnya,suaranya
terdengar keras di telingaku.aku menoleh kearah samsul dengan tersenyum syukur.
“Iya.sama-sama.”ucap
perempuan itu sambil berlalu di hadapan kami.bayangan kerudung besarnya tak terlihat lagi
“eh..silahkan
makan.” tawar dimin pada kami sambil membuka tutupan sepiring makanan itu.
Kami
mengangguk. “Iya.” ucapku bersamaan dengan samsul. Kami dengan lahap menyantap
makanan itu. tak satu pun tertinggal
sepotong makanan. semua ludes bagai dilahap oleh sijago merah.hehe
Tiba-tiba
suara motor terdengar jelas di telinga kami bertiga.rupanya motor itu parkir di
depan.tak jauh dari jarak kami.seorang
pria berbaju kaos ablong.jalannya tegap mengarah kepada kami.ia menenteng
sebuah kantung hitam kecil.ia terus berjalan sampai telapak kakinya menapaki teras kecil rumah
itu.
Assalamu’alaikum!
“ sapanya.
Serentak
kami menjawab “waalaikum salam “
“Ini
ada langsat yang aku bawa.silahkan makan.” ucapnya sambil menaruh kantung kecil
itu di atas meja depan kami.Rupanya Ia adalah salah-satu saudara dari kami
bertiga.Dimin.
“Iya.”
balasku di iringi dengan tanganku memasuki mulut kantung itu. menggenggam 1
biji langsat dan serta merta aku memakannya.
“Wah.langsatnya
agak kecut tapi kecut-kecutnya
enak.seenak hatimu akhi samsul.” gurauku sambil tersenyum mengarah
kepadanya.
“Antum
ada-ada saja.” jawabnya.membalas senyumku dengan kaku sambil kedua matanya
tertutup rapat.begitulah karakternya.ketika senyum kedua matanya ikut tertutup
rapat.
Aku
dengan asyik menikmati buah langsat itu.sesekali mataku berkedip karena
kecutnya.sesekali juga tersenyum puas karena mendapat salah-satu buah langsat
yang manis.Tak lama datang pula tetangga akhi samsul itu. duduk dan bergabung
bersama kami. makan buah langsat dan ikut bercanda sehingga membuat suasana
semakin cerah.secerah sore hari itu walaupun ada sedikit gumpalan awan hitam di
atas langit sana.tapi suasana hati tak mau kompromi dengan yang di sana.Yang
sebentar lagi kota itu akan di guyuri
hujan rintik-rintik.
“Akh,orangtua
yang kerja di kebun itu rajin ya! Kebunnya di garap dengan baik.” Ucap tetangga
akh samsul itu dengan basa-basinya mengundang kami untuk cerita lebar.sambil melihat
dan menunjuk sosok orangtua itu yang
lagi berdiri mencangkul kebun yang tak jauh dari tempat kami bercengkerama di
sore itu.
“Iya,ia
sangat rajin! Ia juga punya seorang anak gadis manis sekolah di salah-satu
perguruan tinggi agama.” balas samsul dengan penuh serius.
Aku
dan tetangga samsul itu saling bertatapan.kemudian tersenyum simpul mendengar samsul.menyinggung
seorang gadis.
“Oh.kalau
gitu antum sudah nyambung sama orang tuanya gadis itu. Buruan! biasanya kalau
orangtuanya sudah nyambung.berarti ada peluang besar.” sambung tetangga samsul
itu. Sambil tersenyum-senyum menatap kami.
“Ah,antum
sembarang saja! aku tak sampai kesitu. hanya memberikan informasi saja
tentangnya.” balasnya sambil tersenyum malu.
“Akhi,temannya
antum yang satu kemana?”tanyanya membelokkan perbicangan tentang gadis anak
petani itu.
“Emang
siapa?”
Harimuddin.ucapnya
singkat.
“Oh.ia
pulkam beberapa minggu yang lalu.”jawab seadanya.
“Pantasan!
Gak pernah keliatan.emang dimana kampungnya?”tanyanya kembali
“Ia
tinggal di sebuah pulau yang jauh.membutuhkan perjalanan 2 hari 2 malam tiba
dikampungnya.”
“Jauh
juga yah! menyeberangi lautan.kadang teduh dan kadang juga berubah jadi
gunung-gunung yang tinggi. “ ucapnya sambil tersenyum tipis.
“Iya.ombaknya
besar-besar.mungkin sekarang lagi musim ombak.’ jawab samsul.
“Kirain
musim rambutan dan langsat.ternyata ombak juga.musim-musiman.” ucapnya sambil
terkekeh.
Kami
bertigapun hanya membalasnya dengan tertawa sedikit.
“Menyeberangi
lautan membutuhkan keberanian.Dilaut sana tak ada lagi yang berkuasa menganggap dirinya hebat.karena disana kita
hanya sendirian.tak ada yang menolong.”ucapnya memancing suasana menjadi
serius.Iapun melanjutkan perkataannya “ketika di darat kita gampang saja
meminta bantuan.susah.ada omku.tanteku.dan lainnya.tapi ketika di laut tak ada
kata-kata itu muncul.ada sebuah kisah perjalanan tiga orang pemuda yang
baru-baru saja mengenyam pendidikan sarjana.menyeberangi lautan bebas. Ada
sarjana bahasa inggris.matematika dan fisika.ketiganya bertemu.terjadilah
percakapan di antara mereka.
“Bang,kamu
lulusan apa?” tanya seorang sarjana matematika.
“Aku
lulusan bahasa inggris.” ucap sarjana bahasa inggris itu.
“Apa
keuntungannya belajar bahasa inggris itu?” Ia kembali bertanya.
“Bahasa
inggris itu adalah bahasa dunia.” jawabnya mantap dengan sedikit angkuh.kemudian
balik bertanya.” kalau kamu lulusan apa?dan apa keuntungannya?”
“Aku
lulusan matematika.tanpa matematika kita tak bisa berdagang.tidak bisa menghitung.”
jawabnya juga singkat.kemudian kedua insan itu menoleh kearah temannya yang
satu yang sejak tadi duduk diam menyimak percakapan mereka.” kalau kamu?” Tanya
keduanya serentak.
“Aku
lulusan fisika.tanpa fisika tak bisa kapal ini berjalan.pengemudipun tak tahu
arah mata angin.serta dengan fisika ada namanya kompas yang sering di pakai
para nelayan.”ucapnya dengan penuh semangat.
Rupanya
ketiganya mengandalkan dari masing-masing ilmu yang mereka miliki.Seakan-akan
punya kuasa.tiba-tiba angin bertiup dengan kencang.membuat ombakpun linglung.datang menghantam
kapal yang mereka tumpangi.ombak besar tak jua berhenti.kapal itu semakin lama
semakin di masuki air.tak lama tenggelamlah kapal itu. ketiga sarajana itu tak
ada yang selamat.mereka tak bisa berenang. ilmu yang mereka miliki tak bisa
berbuat apa-apa. keangkuhan mereka tak berkutip lagi.sedang pengemudi kapal
,selamat.Ia tak pernah mengenyam pendidikan.tapi ia bisa selamat.
Itulah
manusia selalu menyombongkan diri.seakan-akan ialah yang berkuasa.padahal ada
Allah yang lebih berkuasa.Kadang ketika kita menaiki kapal dan ombak menerjang
kapal itu. seluruh penghuni kapal serentak mengingat Allah tanpa ada komando
dari salah-seorang dari mereka. “Allahu Akbar “ itulah kalimat yang sering
muncul ketika ombak datang memporak-porandakan kapal.ketika selamat, lupa lagi
dengan Allah. Manusia harusnya selalu mengingat Allah dalam keadaan apapun.jangan
ketika musibah atau cobaan datang ,kita baru ingat Allah dengan khusyu’.sedang
bahagia lupa dengan Allah.
Suara
adzan berkumandang ditelinga
kami.menghentikan perkataan tetangga samsul itu.
“Rupanya
adzan sudah berkumandang.waktu tak terasa .begitu cepatnya. kemasjid ya!”.ucapnya
kepada kami.
“Iya.”ucap
kami bersamaan.
Aku
menangkap peristiwa dari semua itu.ternyata ilmu tidak hanya di raih ketika
keluar jauh tapi ilmu bisa kita ambil ketika kita hanya duduk ditempat.tak pergi jauh hanya membutuhkan
beberapa jam saja.yaitu ketika orang yang berilmu datang menghampiri kita.duduk
bersama kita.berbagi ilmu yang ia dapat tanpa sungkan untuk mengeluarkannya.
Begitu banyak yang punya ilmu tapi ia kikir.tak mau berbagi. Seperti itulah
pantas dikatakan orang kaya bukanlah orang hanya banyak hartanya tapi orang yang berilmu dan
selalu membagikannya.
Ada
satu lagi.ternyata rezeki makanan tak hanya di dapat ketika kita bekerja dengan keras.tapi hanya juga
dengan sekedar duduk diam.yaitu ketika seseorang datang menghampiri kita dengan
membawa sebuah makanan ke tempat kita tanpa kita ketahui sebelumnya.itulah
kemurahan Nya.Duduk saja dapat makanan,apalagi kita bekerja !
Oh.hari
itu aku mendapat makanan dan ilmu.luar biasa.karuniaMu ya Allah.tak hentinya lisanku
memujiMU “Subhanallah,Alhamdulillah,Allahu Akbar!
END